DERIVAT ASAM KARBOKSILAT: NITRIL
BAB
I
A.
LATAR BELAKANG
Derivat asam
karboksilat merupakan turunan asam karboksilat, dimana ditinjau dari
strukturnya senyawa yang diperoleh dari hasil pergantian gugus –OH dalam rumus
struktur RCOOH oleh gugus –NH2, -OR, atau –OOCR. Dalam derivat asam
karboksilat ini lebih spesifik membahas halida asam, anhidrida asam, ester,
amida, dan nitril.
Derivat asam
karboksilat ialah senyawa yang menghasilkan asam karboksilat apabila
dihidrolisis. Tidak seperti aldehida dan keton, turunan dari asam karboksilat
mengandung gugus yang tinggal, gugus elektronegatif yang dapat hilang sebagai
anion (X- atau RCO2-) atau sebagai anion
terprotonasi (ROH atau R2NH). Dan perlu diketahui bahwa semua derivat mengandung gugus asil, RCO-, kecuali
nitril ini.
Nitril adalah setiap senyawa organik yang memiliki
-C≡N kelompok fungsional. Awalan siano-digunakan bergantian dengan istilah
nitril dalam literatur industri. Nitril ditemukan dalam senyawa yang bermanfaat,
termasuk metil cyanoacrylate, yang digunakan dalam lem super, dan nitril karet
butadiena, sebuah nitril yang mengandung polimer yang digunakan dalam lateks
bebas laboratorium dan sarung tangan medis. Senyawa organik yang mengandung
gugus nitril beberapa dikenal sebagai cyanocarbons . Senyawa anorganik yang
berisi -C≡N kelompok tidak disebut nitril, tapi sianida sebagai gantinya.
Meskipun kedua nitril dan sianida dapat diturunkan dari garam sianida, nitril
paling tidak hampir sama beracun. Nitril terjadi secara alami dalam beragam
rangkaian sumber tanaman dan hewan. Lebih dari 120 nitril alami telah diisolasi
dari sumber daratan dan lautan. Nitril secara umum ditemukan dalam buah
tertentu, terutama almond, dan selama memasak tanaman Brassica (seperti kol,
kubis brussel, dan kembang kol), yang mana nitril yang dikeluarkan melalui
hidrolisis.
Nitril merupakan senyawa organik yang luas
penggunaannya dalam industri kimia; sebagai contoh asetonitril digunakan
sebagai pelarut, adiponitril untuk prekursor nilon-6,6, dan akrilonitril
sebagai prekursor serat akrilonitril dan plastik (Kobayashi & Shimizu,
2000). Akan tetapi, nitril bersifat toksik, mutagenik, dan karsiogenik karena
gugus sianonya (-CN), sehingga pelepasannya ke sistem biologis dapat
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan (Linardi et al., 1996), dan mencemari
lingkungan (Nagasawa et al., 1993).
Gugus nitril dalam senyawa golongan nitril ini
banyak pula ditemukan dalam bahan senyawa obat dan dalam bidang kehidupan
sehari-hari. Golongan senyawa nitril ini juga dapat diperoleh dengan beberapa
macam sintesis dan reaksi-reaksi dengan senyawa lain. Oleh karena itu, semua
pembahasan mengenai nitril ini akan dibahas didalam makalah ini.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa pengertian
dari nitril dan bagaimana tatanamanya?
2. Bagaimana
karakteristik dan sifat khas dari golongan senyawa nitril?
3. Apa
saja contoh dari golongan senyawa nitril yang digunakan
dalam bidang farmasi maupun dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana mekanisme
kerjanya?
4. Bagaimana reaksi sintesis (pembuatan) golongan senyawa nitril?
5. Bagaimana reaksi-reaksi golongan senyawa nitril dengan
senyawa/reagen lain?
C.
TUJUAN
Mengetahui pengertian, tatanama, sifat-sifat dan
karakterisik, contoh senyawa dan mekanisme kerjanya, reaksi sintesis dan
reaksi-reaksi dengan senyawa/reagen lain golongan senyawa nitril.
D.
MANFAAT
1.
Memahami pengertian, tatanama,
sifat-sifat dan karakterisik, contoh senyawa dan mekanisme kerjanya, reaksi
sintesis dan reaksi-reaksi dengan senyawa/reagen lain golongan senyawa nitril.
2.
Mengaplikasikan pemahaman mengenai golongan derivat
asam karboksilat terutama nitril dalam bidang kefarmasian.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
DAN TATANAMA SENYAWA NITRIL
Nitril
adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional −C≡N. Awalan cyano-
digunakan secara bergantian dengan istilah nitril dalam literatur industri.
Nitril ditemukan dalam senyawa yang banyak berguna, termasuk metil
sianoakrilat, digunakan dalam lem super, dan karet nitril, nitril yang
mengandung polimer yang digunakan dalam lateks laboratorium dan sarung tangan
medis. Karet nitril juga banyak digunakan pada otomotif dan segel lainnya
karena tahan terhadap bahan bakar dan minyak. Senyawa organik yang mengandung
beberapa gugus nitril dikenal sebagai sianokarbon.
Senyawa
anorganik yang mengandung gugus −C≡N tidak disebut nitril, tetapi sianida.
Meskipun nitril dan sianida dapat berasal dari garam sianida, sebagian besar
nitril nyaris tidak beracun. Kelompok CN dapat ditemukan dalam banyak senyawa.
Beberapa senyawa diantaranya berupa gas dan lainnya berupa zat padat atau cair.
Gugus siano terdapat juga dalam bentuk garam dan polimer dan juga ada yang
bersifat kovalen, molekuler, dan ionik.
Ikatan
rangkap tiga karbon-nitrogen dari sianida organik (nitril) dapat dihidrolisis
menjadi gugus karboksil. Reaksi ini berlangsung dalam keadaan asam maupun basa.
Bila dalam suasana asam atom nitrogen dari sianida dikonversi menjadi ion
ammonium, sedangkan dalam suasana basa, nitrogen dikonversi menjadi amonia dan
produk organik, yaitu garam karboksilat, yang perlu dinetralkan dalam langkah
terpisah menjadi asam.
R-C=N + 2H2O + HCl ® R-COOH + NH4+ + Cl-
R-C=N + 2H2O + NaOH ® R-COONa + NH3 (Stoker, 1991).
Senyawa-senyawa nitril
organik tersebar secara luas
di alam. Berbagai
senyawa ini telah didalilkan
sebagai senyawa-senyawa
yang memiliki peran
kunci dalam kimia prebiotik yang
menyebabkan terjadinya evolusi
makromolekul biologis dan kehidupan primitif
(Commeyras et al. 2004).
Nitril merupakan asam karboksilat
yang memiliki gugus sianida
(R-CN). Gugus siano dari nitril sangat
polar, gugus ini
dapat menjelaskan
kelarutan yang baik
pada beberapa nitril
di dalam air dan
sifat reaktif dari
nitril tersebut (Bunch, 1998).
Sebagian kecil nitril
larut dalam air, tetapi
kelarutannya berkurang
bergantung panjang rantai
atau adanya struktur aromatik.
Senyawa nitril (RCN) tersebar luas
di lingkungan, di
alam nitril terutama hadir
sebagai sianoglikosida yang diproduksi oleh tanaman dan hewan.
Tanaman juga memproduksi senyawa
nitril yang lain seperti
sianolipid, risinin, dan
fenilasetonitril. Selain itu, nitril
alami dapat ditemukan
pada minyak tulang, serangga
dan mikroorganisme seperti jamur, bakteri, spons,
dan ganggang (Gupta et al
2010). Sebagian besar
nitril merupakan senyawa yang sangat toksik, mutagenik, dan
karsinogenik (Tinggang et al. 2007).
Umumnya toksisitas nitril
pada manusia diekspresikan sebagai
penyakit gastritis dan mual
(muntah), iritasi bronkial,
gangguan respirasi, dan osteolathrysm yang menyebabkan kepincangan dan
kelainan skeletal (Kaul et al. 2007).
Senyawa ini juga dikenal sebagai salah satu penyebab
kerusakan lingkungan (Brandao & bull 2003). Industri kimiawi
menggunakan berbagai senyawa
nitril secara ekstensif untuk memproduksi berbagai macam
senyawa kimia, seperti pelarut,
bahan pada industri plastik, karet
sintetis, bahan pada
industri farmasi,
herbisida, pertanian, penyepuhan logam,
dan senyawa-senyawa kimia
penting lainnya (Kaul et al. 2007).
Dalam sistem tata nama IUPAC, nitril
diberi nama berdasarkan rantai induk alkananya, atom C yang terikat pada atom N
juga termasuk kedalam rantai induk. Nama lkana itu diberi nama akhiran –nitril.
Beberapa nitril diberi nama menurut nama trivial asam karboksilatnya, dengan menggantikan imbuhan asam-at menjadi
akhiran –nitril, atau –onitril, jika induknya tidak mempunyai huruf –o.
Gugus siano mengandung ikatan
rangkap tiga yaitu satu ikatan sigma dan dua ikatan pi. Meskipun nitrogen
mempunyai sepasang elektron menyendiri, suatu nitril hanyalah basa sangat
lemah. Hal ini disebabkan oleh beradanya elektron menyendiri dalam suatu
orbital sp. Lebih banyaknya karakter s dalam suatu orbital sp berarti bahwa elektron-elektron sp lebih erat diikat sehingga kurang
tersedia untuk mengikat proton (Hart, 1993).
Secara
IUPAC, nitril diberi nama sesuai dengan aturan berikut : “Nama alkana +
nitril”. Nama alkanan nya diberi nama sesuai dengan jumlah atom karbon yang
terdapat pada gugus –R + satu karbon pada gugus –CN nya.
Contoh:
CH3CN=etananitril
CH3CH2CH2CN=butananitril
Nah jika gugus R nya adalah senyawa benzena, maka karbon pada gugus –CN nya tidak dihitung sebagai nama alkanan, melainkan disebutkan saja sebagai “karbo”.
CH3CN=etananitril
CH3CH2CH2CN=butananitril
Nah jika gugus R nya adalah senyawa benzena, maka karbon pada gugus –CN nya tidak dihitung sebagai nama alkanan, melainkan disebutkan saja sebagai “karbo”.
Contoh :
Sedangkan
nama trivial dari senyawa nitril mengikuti nama trivial asam karboksilatnya
tetapi dengan menghilangkan kata asam dan mengganti akhiran –at dengan –onitril.
Contoh :
CH3CN
=asetonitril
CH3CH2CH2CN
=butironitril
Jika senyawa
nitrilnya memiliki cabang, maka untuk menamainya kita harus tentukan terlebih
dahulu rantai induknya yaitu rantai terpanjang yang mengandung gugus CN.
Penomoran dimulai dari atom C gugus CN.
Contoh :
Nama: 4-metil-heksananitril
Nama : 7-metil-3-hidroksioktananitril
B.
KARAKTERISTIK
DAN SIFAT KHAS
Senyawa nitril yang mengandung sedikit karbon (<5)
berwujud cair pada suhu kamar. CH3CN memiliki titik didih 82°C, CH3CH2CN
memiliki titik didih 97°C CH3CH2CH2CN memiliki
titik didih 116 – 118°C. Titik didih senyawa nitril tersebut termasuk sangat
tinggi jika dibandingkan dengan senyawa – senyawa organik lain yang memiliki
ukuran molekul yang sama. Bahkan senyawa nitril tidak membentuk ikatan hidrogen
antar molekulnya karena pada gugus –CN tidak memiliki atom H yang dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan N. Yang membuat senyawa nitril memiliki titik didih
yang tinggi adalah karena nitril merupakan senyawa yang sangat polar. Atom N
adalah atom yang sangat elektronegatif sehingga dengan mudahnya menarik
elektron pada ikatan ranggkap tiga ke arahnya. Akibatnya N akan bermuatan
parsial negatif sedangkan C akan bermuatan parsial positif. Perhatikanlah
gambar berikut yang menunjukkan dipol – dipol pada molekul nitril.
Karena memiliki kutub, senyawa nitril memiliki gaya
Van der Waals berupa dipol – dipol permanen yang sangat kuat. Gaya inilah yang
menyebabkan nitril memiliki titik didih yang sangat tinggi.
Senyawa nitril yang paling larut didalam air adalah
senywa entananitril dan kelarutannya dalam air akan berkurang seiring dengan
semakin panjannya rantai karbon yang dimiliki oleh senyawa. CH3CH =
sangat larut dalam air, CH3CH2CN = larut sekitar 10 gram
per 100 mL air, CH3CH2CH2CN = larutsekitar 3
gram dalam 100 mL air.
Walaupun senyawa nitril tidak membentuk ikatan
hidrogen dengan sesama molekulnya, tetapi ketika dilarutkan ke dalam air,
ikatan hidrogen tersebut akan terbentuk dengan molekul air.
Selain membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air,
senyawa nitril juga dapat membentuk gaya dispersi dipol – dipol permanen dengan
air karena kedua senyawa ini bersifat polar. Pembentukan gaya antar molekul air
dengan nitril ini akan melepaskan energi. Energi ini dapat digunakan untuk
memisahkan gaya antar molekul yang terjadi antara sesama senyawa nitril dan
air, sehingga keduanya bisa bercampur dengan sempurna. Dengan semakin
panjangnya rantai karbon pada senyawa nitril, akan mengurangi terbentuknya
ikatan hidrogen dengan molekul air. hal ini mengakibatkan kelarutan senyawa
menurun.
Geometri N−C−C linear dalam nitril, mencerminkan
hibridisasi sp dari karbon rangkap tiga. Jarak C−N pendek pada 1.16 Å, yang
konsisten dengan rangkap tiga. Nitril adalah polar, seperti yang
ditunjukkan oleh momen dipolnya yang tinggi. Sebagai cairan, nitril memiliki
konstanta dielektrik tinggi, biasanya 30-an. Reaktivitas turunan asam
karboksilat ditentukan oleh kebasaan gugus perginya. Basa yang lemah bersifat
lebih elektronegatif, selain itu kecil kemungkinannya menyumbangkan elektronnya
pada karbon karbonil lewat efek resonansi.
C. APLIKASI SENYAWA
NITRIL DAN MEKANISMENYA
Acrylonitrile merupakan salah satu
produk kimia yang cukup luas pemanfaatannya bagi kebutuhan umat manusia,
penggunaan acrylonitrile yang paling utama adalah untuk acrylic fibers selain
itu pemanfaatan produk ini juga untuk produksi plastik seperti
acrylonitrile-butadiene-styrene (ABS) and styrene acrylonitrile (SAN).
Pemanfaatan ABS adalah untuk pipa dan pelengkapnya, perlengkapan otomotif dan
peralatannya. Sementara SAN banyak digunakan pada peralatan dan perlengkapan
rumah semacam gantungan, wadah es, dan peralatan lainnya. Fungsi lain dari
acrylonitrile adalah dalam produksi nitrile rubbers dan nitrile barrier resin,
dimana nitrile rubbers digunakan pada bidang keteknikkan dan proses industri
karena sifatnya yang memiliki daya tahan terhadap bahan kimia, minyak, pelarut,
panas dan abrasi, sedangkan nitrile barrier resin banyak digunakan pada
industri makanan, kosmetik, minuman serta pengemasan bahan kimia lainnya.
Penggunaaan acrylonitrile yang lain adalah untuk bahan adiponitrile yang merupakan
bahan antara industri nilon dan acrylamide.
Lebih
dari 30 nitril yang mengandung obat-obatan yang saat ini dipasarkan untuk
berbagai macam indikasi obat dengan lebih dari 20 nitril yang mengandung
tambahan lead dalam pengembangan klinis. Kelompok nitril cukup kuat dan, dalam
banyak kasus, tidak mudah dimetabolisme tetapi melewati tubuh berubah. Jenis
obat-obatan yang mengandung nitril yang beragam, dari Vildagliptin merupakan
obat antidiabetes hingga Anastrazole yang merupakan standar emas dalam mengobati
kanker payudara. Dalam banyak nitril meniru fungsionalitas hadir di substrat
untuk enzim, sedangkan dalam kasus lain nitril meningkatkan kelarutan air atau
mengurangi kerentanan terhadap metabolisme oksidatif di hati.
Beberapa
kelompok nitril fungsional ditemukan dalam beberapa obat.
1. Periciazine
Struktur
periciazine, sebuah antipsikotik dipelajari dalam pengobatan candu
ketergantungan. Nitrilase adalah salah satu jenis enzim penghidrolisa senyawa
nitril. Substrat utama dari enzim ini adalah indol-3-asetonitril dan senyawa
ini kemudian akan diubah menjadi indol-3-asam asetat. Nitril (RCN) terdapat di
alam dalam jumlah yang sangat besar dalam bentuk sianoglikosida. Senyawa ini
banyak digunakan sebagai pembentuk polimer dan senyawa kimia lainnya. Oleh
karena itu, enzim nitrilase menjadi salah satu enzim yang banyak dikembangkan
saat ini. Enzim ini dapat ditemukan pada tanaman, hewan, dan fungi.
Enzim
nitrilase dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan berdasarkan spesifitas
substratnya, yaitu alifatik, aromatik, dan arilaceto-nitrilase. Enzim-enzim ini
tidak membutuhkan ion logam atau gugus prostetik sebagai kofaktornya. Aktivitas
nitrilase dapat dianalisis dengan menggunakan high performance liquid
chromatography (HPLC) dan infrared spectroscopy (FTIR).
2. Sitalopram
Citalopram adalah obat
antidepresan dari kelas serotonin reuptake inhibitor selektif. Ini memiliki
persetujuan Administrasi Makanan dan Obat AS untuk mengobati depresi berat,
yang diterimanya pada tahun 1998, dan diresepkan untuk kondisi lain.
3. Syamemazin
Obat antipsikotik.
4. Fadrozol
Fadrozole, dijual
dengan merek dagang Afema, adalah inhibitor aromatase nonsteroid yang selektif
atau yang telah digunakan di Jepang untuk pengobatan kanker payudara.
5. Letrozol
Letrozole, dijual dengan merek
Femara antara lain, adalah inhibitor aromatase yang digunakan dalam pengobatan
kanker payudara responsif hormon setelah operasi. Letrozole adalah obat yang
digunakan untuk mengobati tipe-tipe kanker payudara tertentu (seperti kanker
payudara hormon-reseptor-positif) pada wanita setelah menopause. Letrozole juga
digunakan untuk mencegah kembalinya kanker. Beberapa kanker payudara dapat
tumbuh lebih cepat karena hormon alami yang disebut estrogen. Letrozol
menurunkan jumlah estrogen yang diproduksi tubuh dan membantu memperlambat atau
memutarbalikkan pertumbuhan kanker payudara.
Beberapa
kelompok nitril fungsional ditemukan dalam beberapa obat pada manusia dan
hewan.
Human medicine application:
NITRALZ®
|
application
area examples
|
end
product examples
|
4-Aminobenzonitrile
|
anti-migrane
anti-atherosclerotic
anticoagulant
treatment
of HIV
anti-cancer
anti-asthmatic
|
Dabigatran
Frovatriptan
Goxalapladib
Rilpivirine
|
2-Bromobenzonitrile
|
anti-hypertensive
anti-epileptic
|
Irbesartan
Perampanel
|
4-Bromobenzonitrile
|
analgesic
ocular anti-inflammatory |
Bromfenac
|
2-Chlorobenzonitrile
|
anti-hypertensive
analgesic
hypnotic
anesthetic
|
Ketamine
Hydrochloride
|
4-Chlorobenzonitrile
|
anti-allergic
aromatase
inhibitor
|
Lodoxamide
Tromethamine
|
2,3-Dichlorobenzonitrile
|
anti-epileptic
|
Lamotrigine
|
2,4-Dichlorobenzonitrile
|
treatment
of HIV
|
Dolutegravir
|
Pivalonitrile
|
Bronchodilator
|
Pirbuterol
|
4-Tolunitrile
|
anti-histaminic
hemostatic
anti-ulcerative
anti-neoplastic
|
Letrozole
|
3-Acetylpyridine
|
anti-leukemia drug
|
Imatinib
|
Veterinary medicine application:
NITRALZ®
|
application
area examples
|
end
product examples
|
Benzonitrile
|
Antibacterial
|
Florfenicol, Robenacoxib
|
n-Butyronitrile
|
Anticoccidial
|
Amprolium
|
4-Chlorobenzonitrile
|
Contraceptive
|
Lotrifen
|
3-Acetylpyridine
|
tyrosine-kinase inhibitor
treatment of mast cell tumors
|
Masitinib
|
D.
REAKSI SINTESIS SENYAWA NITRIL
Secara industri, metode utama untuk memproduksi
nitril adalah ammoxidation dan hydrocyanation. Kedua rute berwarna
hijau dalam arti bahwa mereka tidak menghasilkan jumlah stoikiometri dari
garam.
1.
Amoksidasi
Dalam amoksidasi, hidrokarbon dioksidasi sebagian dengan adanya amonia.
Konversi ini dipraktekkan dalam skala besar untuk akrilonitril:
CH3CH = CH2
+ 3⁄2 O2 + NH3 → NCCH = CH2 + 3 H2O
Dalam produksi akrilonitril, produk samping adalah asetonitril. Pada
skala industri, beberapa turunan dari benzonitril, phthalonitrile, serta isobutyronitrile
disiapkan oleh reaksi ammoxidation. Proses ini dikatalisis oleh oksida logam
dan diasumsikan berlangsung melalui imina.
2.
Hidrosianasi
Hydrocyanation adalah metode industri
untuk memproduksi nitril dari hidrogen sianida dan alkena. Proses ini
membutuhkan katalis homogen. Contoh hidrosianasi adalah produksi adiponitril,
prekursor untuk nilon-6,6 dari 1,3-butadiena:
CH2=CH−CH=CH2
+ 2 HCN → NC(CH2)4CN
3.
Dari garam halida organik
dan garam sianida
Dua reaksi metatesis garam populer untuk reaksi skala laboratorium. Dalam
sintesis nitril Kolbe, alkil halida menjalani substitusi alifatik nukleofilik
dengan sianida logam alkali. Nitril Aryl disiapkan dalam sintesis Rosenmund-von
Braun.
4.
Cyanohydrin
(Sintesis nitril aromatik melalui silanasi sianohidrin)
Cyanohidrin adalah kelas khusus nitril, hasil dari penambahan sianida
logam alkali ke aldehida dalam reaksi cyanohidrin. Karena polaritas karbonil
organik, reaksi ini tidak memerlukan katalis, tidak seperti hidrosianasi
alkena. O-Silyl cyanohydrins dihasilkan oleh penambahan trimethylsilyl cyanide
dengan adanya katalis (silylcyanation). Cyanohydrin juga disiapkan oleh reaksi
transcyanohydrin dimulai, misalnya, dengan acetone cyanohydrin sebagai sumber
HCN.
5.
Dehidrasi amida dan oximes
Nitril dapat dibuat dengan dehidrasi amida primer. Dari etil dichlorophosphate
dan DBU benzamide dikonversi ke benzonitrile:
Dua intermediet dalam reaksi ini adalah amide tautomer A dan adduct
fosfat B. Dalam dehidrasi terkait, amida sekunder memberikan nitril oleh
degradasi von Braun amida. Dalam hal ini, satu ikatan C-N dibelah. Dehidrasi
aldoximes (RCH=NOH) juga memberi nitril. Reagen khas untuk transformasi ini
adalah trietilamina/sulfur dioksida, zeolit, atau sulfuril klorida. Memanfaatkan
pendekatan ini adalah sintesis nitril one-pot
dari aldehida dengan hidroksilamin dengan adanya natrium sulfat.
(Dari asam aril karboksilat
(sintesis Letts nitril))
6.
Reaksi Sandmeyer
Nitril aromatik sering disiapkan di laboratorium dari senyawa anilin
melalui diazonium. Ini adalah reaksi Sandmeyer, membutuhkan sianida logam transisi.
ArN2+ +
CuCN → ArCN + N2 + Cu+
7.
Metode lainnya
Sumber komersial untuk gugus
sianida adalah diethylaluminum sianida Et2AlCN yang dapat dibuat
dari trietilaluminium dan HCN. Ini telah digunakan dalam penambahan nukleofilik
ke keton. Ion sianida memfasilitasi the
coupling of dibromides. Reaksi asam α,α′-dibromoadipic
dengan natrium sianida dalam etanol menghasilkan cyano cyclobutane:
Dalam apa yang disebut Franchimont
Reaction (yang dikembangkan oleh mahasiswa doktoral Belgia Antoine Paul
Nicolas Franchimont (1844-1919) pada 1872) asam α-bromocarboxylic berdimerisasi
setelah hidrolisis sianogroup dan dekarboksilasi.
Nitril aromatik dapat dibuat dari hidrolisis dasar trichloromethyl aryl
ketimines (RC(CCl3)=NH) dalam sintesis Houben-Fischer. Nitril dapat
diperoleh dari amina primer melalui oksidasi. Metode umum termasuk penggunaan
kalium persulfat, asam Trichloroisocyanuric, atau elektrosintesis anodik. α-Asam
amino membentuk nitril dan karbon dioksida melalui berbagai cara dekarboksilasi
oksidatif. Henry Drysdale Dakin menemukan oksidasi ini pada tahun 1916.
E.
REAKSI-REAKSI
SENYAWA NITRIL
Kelompok nitril dalam senyawa
organik dapat mengalami berbagai reaksi tergantung pada reaktan atau kondisi.
Suatu gugus nitril dapat dihidrolisis, direduksi, atau dikeluarkan dari molekul
sebagai ion sianida.
1.
Hidrolisis
Hidrolisis nitril RCN bereaksi dalam langkah-langkah yang berbeda di bawah pengaruh asam atau basa untuk mencapai carboxamides RC(=O NH2 dan kemudian asam karboksilat RCOOH. Hidrolisis nitril menjadi asam karboksilat sangatlah efisien. Ketika dilakukan dengan basa atau asam, reaksi menghasilkan garam, yang dapat menimbulkan masalah.
Studi kinetik menunjukkan bahwa tingkat orde kedua konstan untuk hidrolisis hidroksida-ion terhidrolisis dari asetonitril menjadi asetamid adalah 1,6 × 10−6, yang lebih lambat dari hidrolisis amida ke karboksilat (7,4 × 10−5 M − 1 s −1). Dengan demikian, rute hidrolisis dasar akan menghasilkan amida yang terkontaminasi dengan karboksilat. Reaksi katalis asam membutuhkan kontrol yang hati-hati terhadap suhu dan rasio reagen untuk menghindari pembentukan polimer, yang ditingkatkan oleh karakter eksotermis hidrolisis. Dua famili enzim mengkatalisis hidrolisis nitril. Nitrilase menghidrolisis nitril menjadi asam karboksilat:
Hidrolisis nitril RCN bereaksi dalam langkah-langkah yang berbeda di bawah pengaruh asam atau basa untuk mencapai carboxamides RC(=O NH2 dan kemudian asam karboksilat RCOOH. Hidrolisis nitril menjadi asam karboksilat sangatlah efisien. Ketika dilakukan dengan basa atau asam, reaksi menghasilkan garam, yang dapat menimbulkan masalah.
Studi kinetik menunjukkan bahwa tingkat orde kedua konstan untuk hidrolisis hidroksida-ion terhidrolisis dari asetonitril menjadi asetamid adalah 1,6 × 10−6, yang lebih lambat dari hidrolisis amida ke karboksilat (7,4 × 10−5 M − 1 s −1). Dengan demikian, rute hidrolisis dasar akan menghasilkan amida yang terkontaminasi dengan karboksilat. Reaksi katalis asam membutuhkan kontrol yang hati-hati terhadap suhu dan rasio reagen untuk menghindari pembentukan polimer, yang ditingkatkan oleh karakter eksotermis hidrolisis. Dua famili enzim mengkatalisis hidrolisis nitril. Nitrilase menghidrolisis nitril menjadi asam karboksilat:
RCN + 2 H2O
→ RCO2H + NH3
Hidratase nitril adalah
metalloenzim yang menghidrolisis nitril menjadi amida.
RCN + H2O →
RC(O)NH2
Enzim ini digunakan
secara komersial untuk menghasilkan akrilamida.
2.
Reaksi dengan Katalis Asam Sulfat
Nitril dapat juga
dikonversi menjadi asam karboksilat dengan pemanasan dalam asam sulfat. Selama
reaksi, intermediet amida terbentuk.
Dengan mekanisme protonasi, penyerangan nucleophilik oleh air, transfer
proton, resonansi, deprotonasi, hydrolysis
lanjut dari amide.
Misalnya pada contoh
reaksi dibawah ini.
3.
Reduksi
Nitril rentan terhadap hidrogenasi dibandingkan katalis logam yang beragam. Reaksi ini dapat menghasilkan amina primer (RCH2NH2) atau amina tersier ((RCH2)3N), tergantung pada kondisi. Dalam reduksi organik konvensional, nitril direduksi dengan perlakuan dengan lithium aluminium hidrida ke amina. Pengurangan imina diikuti oleh hidrolisis ke aldehid terjadi dalam sintesis aldehid Stephen, yang menggunakan asam klorida stannous. Dalam reduksi nitril, nitril direduksi menjadi amina atau aldehid dengan pereaksi kimia yang sesuai.
Nitril rentan terhadap hidrogenasi dibandingkan katalis logam yang beragam. Reaksi ini dapat menghasilkan amina primer (RCH2NH2) atau amina tersier ((RCH2)3N), tergantung pada kondisi. Dalam reduksi organik konvensional, nitril direduksi dengan perlakuan dengan lithium aluminium hidrida ke amina. Pengurangan imina diikuti oleh hidrolisis ke aldehid terjadi dalam sintesis aldehid Stephen, yang menggunakan asam klorida stannous. Dalam reduksi nitril, nitril direduksi menjadi amina atau aldehid dengan pereaksi kimia yang sesuai.
Hidrogenasi katalitik
nitril sering merupakan rute paling ekonomis yang tersedia untuk produksi amina
primer. Katalis untuk reaksi sering termasuk kelompok 10 logam seperti nikel
Raney, paladium hitam, atau platinum dioksida. Namun, katalis lain, seperti
borida kobalt, juga dapat selektif untuk produksi amina primer:
R-C≡N + 2 H2
→ R-CH2NH2
Aplikasi komersial dari
teknologi ini termasuk produksi hexamethylenediamine dari adiponitrile,
prekursor untuk Nylon 66.
Bergantung pada kondisi reaksi, intermediate imines juga dapat mengalami serangan oleh produk amina untuk menghasilkan amina sekunder dan tersier:
Bergantung pada kondisi reaksi, intermediate imines juga dapat mengalami serangan oleh produk amina untuk menghasilkan amina sekunder dan tersier:
2 R-C≡N + 4H2
→ (R-CH2) 2NH + NH3
3 R-C≡N + 6H2
→ (R-CH2) 3N + 2NH3
Reaksi semacam itu
berlanjut melalui intermediet enamin. Kondisi reaksi yang paling penting untuk
produksi amina primer selektif adalah pilihan katalis. Faktor penting lainnya
termasuk pilihan pelarut, pH larutan, efek sterik, suhu, dan tekanan hidrogen.
Reduktor untuk konversi
non-katalitik menjadi amina yaitu litium aluminium hidrida, litium borohidrida,
diborane, atau natrium unsur dalam pelarut alkohol.
Misalnya pada litium
aluminium hidrida, Nitril dapat dikonversi menjadi 1° amina oleh reaksi dengan
LiAlH4. Selama reaksi ini nukleofil hidrida menyerang karbon elektrofilik dalam
nitril untuk membentuk anion imina. Setelah distabilkan oleh kompleks asam basa
Lewis, garam imina dapat menerima hidrida kedua untuk membentuk dianion.
Dianion kemudian dapat diubah menjadi amina dengan penambahan air.
Nitril juga dapat
direduksi menjadi aldehid. Sintesis Stephen aldehida menggunakan Tin (II)
klorida dan asam klorida untuk menghasilkan aldehida melalui hidrolisis garam
iminum yang dihasilkan. Aldehida juga dapat dibentuk menggunakan donor hidrogen
diikuti oleh hidrolisis in-situ dari suatu imina. Reagen yang berguna untuk
reaksi ini termasuk asam format dengan katalis hidrogenasi atau hidrida logam
yang digunakan untuk menambahkan satu mol hidrogen ke nitril. Misalnya, natrium
borohidrida mengurangi nitril dalam pelarut beralkohol dengan katalis CoCl2
atau nikel Raney. Pengurangan zat Diisobutilaluminium hidrida, atau DIBAL-H,
adalah hidrida logam yang umum digunakan. DIBAL-H bertindak sebagai sumber
proton, menambahkan ion hidrida ke karbon dari nitril. Imina yang dihasilkan
adalah intermediet yang relatif stabil yang dapat dihidrolisis ke aldehida.
Mekanisme untuk reduksi
nitril menjadi aldehida dengan DIBAL-H yaitu DIBAL-H ditambahkan dalam jumlah
yang terkontrol pada suhu rendah untuk mencapai pengurangan sebagian nitril. Atom
aluminium dalam DIBAL bertindak sebagai asam Lewis, menerima pasangan elektron
dari nitril. Nitril kemudian dikurangi dengan transfer ion hidrida ke karbon
dari ikatan rangkap tiga karbon-nitril, menghasilkan imina. Setelah bereaksi
dengan air, kompleks aluminium dihidrolisis untuk menghasilkan aldehida yang
diinginkan. Karena hasil hidrolitik menghasilkan aldehid pada akhirnya, nitril
tidak mengalami over-reduksi.
Mekanisme untuk reduksi
nitril menjadi aldehida dengan DIBAL-H:
4.
Alkilasi
Alkil nitril cukup asam untuk membentuk anion nitril, yang mengalkilasi berbagai elektrofil. Kunci untuk nukleofilisitas yang luar biasa adalah permintaan sterik kecil dari unit CN yang dikombinasikan dengan stabilisasi induktifnya. Fitur-fitur ini membuat nitril ideal untuk menciptakan ikatan karbon-karbon baru di lingkungan yang menuntut secara sterik untuk digunakan dalam sintesis kimia medis. Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa sifat dari ion logam menyebabkan koordinasi yang berbeda terhadap nitrogen nitril atau karbon nukleofilik yang berdekatan, seringkali dengan perbedaan besar dalam reaktivitas dan stereokimia.
Alkil nitril cukup asam untuk membentuk anion nitril, yang mengalkilasi berbagai elektrofil. Kunci untuk nukleofilisitas yang luar biasa adalah permintaan sterik kecil dari unit CN yang dikombinasikan dengan stabilisasi induktifnya. Fitur-fitur ini membuat nitril ideal untuk menciptakan ikatan karbon-karbon baru di lingkungan yang menuntut secara sterik untuk digunakan dalam sintesis kimia medis. Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa sifat dari ion logam menyebabkan koordinasi yang berbeda terhadap nitrogen nitril atau karbon nukleofilik yang berdekatan, seringkali dengan perbedaan besar dalam reaktivitas dan stereokimia.
5.
Nukleofil-Elektrofil
Pusat karbon dari nitril adalah elektrofilik, sehingga rentan terhadap reaksi adisi nukleofilik: dengan senyawa organozinc dalam reaksi Blaise, dengan alkohol dalam reaksi Pinner, dengan amina, mis. reaksi sarkosin amina, dengan sianamida menghasilkan creatine. Nitril bereaksi dalam asilasi Friedel – Crafts dalam reaksi Houben-Hoesch terhadap keton.
Pusat karbon dari nitril adalah elektrofilik, sehingga rentan terhadap reaksi adisi nukleofilik: dengan senyawa organozinc dalam reaksi Blaise, dengan alkohol dalam reaksi Pinner, dengan amina, mis. reaksi sarkosin amina, dengan sianamida menghasilkan creatine. Nitril bereaksi dalam asilasi Friedel – Crafts dalam reaksi Houben-Hoesch terhadap keton.
Karbon dalam nitril
adalah elektrofilik karena struktur resonansi dapat ditarik yang menempatkan
muatan positif di atasnya. Karena ini ikatan rangkap tiga nitril menerima nukleofil
dengan cara yang mirip dengan karbonil.
6.
Reaksi Nitril dengan Reagen
Organometalik
Pereaksi Grignard dapat
menyerang karbon elektrofilik dalam nitril untuk membentuk garam imina. Garam
ini kemudian dihidrolisis menjadi keton. Dengan mekanisme yaitu penyerangan
nukleofilik oleh reagen Grignard, kemudian terjadi protonasi, penyerangan
nukleofilik oleh air, transfer proton, penghilangan gugus pergi dan yang
terakhir yaitu dengan deprotonasi.
Misalnya
pada contoh reaksi dibawah ini.
7.
Reaksi Lain
Dalam redianasi reduktif, kelompok
nitril digantikan oleh proton. Decyanasi dapat dicapai dengan melarutkan
reduksi logam (misalnya HMPA dan logam kalium dalam tert-butanol) atau dengan peleburan
nitril dalam KOH. Demikian pula, α-aminonitril dapat dihilangkan dengan agen
pereduksi lain seperti lithium aluminium hidrida. Nitril adalah prekursor untuk
kompleks logam nitril transisi, yang merupakan reagen dan katalis, contohnya
termasuk [Cu (MeCN)4]+ dan PdCl2(PhCN)2).
Nitril bereaksi sendiri dengan adanya basa dalam reaksi Thorpe dalam penambahan
nukleofilik. Dalam nitril, kimia organologam dikenal untuk menambah alkynes
dalam karbosianasi:
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nitril adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional −C≡N. Dalam
sistem tata nama IUPAC, nitril diberi nama berdasarkan rantai induk alkananya,
atom C yang terikat pada atom N juga termasuk kedalam rantai induk. Nama lkana
itu diberi nama akhiran –nitril. Beberapa nitril diberi nama menurut nama
trivial asam karboksilatnya, dengan
menggantikan imbuhan asam-at menjadi akhiran –nitril, atau –onitril, jika
induknya tidak mempunyai huruf –o.
Senyawa nitril sering dimasukkan ke dalam kelompok karbinil, karena
kesamaan kimia antara nitril dan karbinil. Nitril adalah polar, ditunjukkan
oleh momen dipolnya yang tinggi. Sebagai cairan, nitril memiliki konstanta
dielektrik tinggi, biasanya 30-an. Nitril merupakan senyawa yang sangat polar,
maka senyawa nitril memiliki titik didih yang tinggi. Atom N adalah atom yang
sangat elektronegatif sehingga mudah menarik elektron pada ikatan rangkap 3 ke
arahnya. Akibatnya N akan bermuatan parsial - sedangkan C akan bermuatan
parsial +. Semakin panjangnya rantai
karbon pada senyawa nitril, akan mengurangi terbentuknya ikatan hidrogen dengan
molekul air, hal ini mengakibatkan kelarutan senyawa menurun.
Lebih dari 30 nitril yang mengandung obat-obatan yang saat ini dipasarkan
untuk berbagai macam indikasi obat dengan lebih dari 20 nitril yang mengandung
tambahan lead dalam pengembangan klinis. Kelompok nitril cukup kuat dan, dalam
banyak kasus, tidak mudah dimetabolisme tetapi melewati tubuh berubah. Jenis
obat-obatan yang mengandung nitril yang beragam, dari Vildagliptin merupakan
obat antidiabetes hingga Anastrazole yang merupakan standar emas dalam
mengobati kanker payudara. Sintesis senyawa nitril bisa dengan beberapa reaksi
yaitu hidroksianasi, amoksianasi, sianohidrin, sandmayer, dll. Reaksi-reaksi
senyawa nitril yaitu ada hidrolisis, reduksi, alkilasi, dll.
B. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber–sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggungjawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan
juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah
di jelaskan. Selanjutnya kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca, demi kebaikan makalah ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Adams,
Roger (1957). Organic Reactions,
Volume 9. New York: John Wiley & Sons, Inc.
A.
P. N. Franchimont. 1872. "Ueber die Dibenzyldicarbonsäure" [On
2,3-diphenylsuccinic acid]. Berichte der
deutschen chemischen Gesellschaft. 5: 1048–1050.
Barrault,
J.; Pouilloux, Y. (1997). "Catalytic Amination Reactions: Synthesis of
fatty amines. Selectivity control in presence of multifunctional
catalysts". Catalysis Today.
1997: 137–153.
Berkoff,
Charles E.; Rivard, Donald E.; Kirkpatrick, David; Ives, Jeffrey L. (1980).
"The Reductive Decyanation of Nitriles by Alkali Fusion". Synthetic Communications. 10 (12):
939–945.
Brandão,
P. F. B., and A. T. Bull. 2003.
Nitrile hydrolysing activities of deep-sea and terrestrial mycolate
actinomycetes. Antonie Leeuwenhoek
84:89-98.
Chen,
Fen-Er; Kuang, Yun-Yan; Hui-Fang, Dai; Lu, Liang. 2003. "A Selective and
Mild Oxidation of Primary Amines to Nitriles with Trichloroisocyanuric
Acid". Synthesis. 17: 2629–2631.
Chun-Wei
Kuo; Jia-Liang Zhu; Jen-Dar Wu; Cheng-Ming Chu; Ching-Fa Yao; Kak-Shan Shia
(2007). "A convenient new procedure for converting primary amides into
nitriles". Chem. Commun. (3):
301–303.
Dakin,
Henry Drysdale (1916). "The Oxidation of Amino-Acids to Cyanides". Biochemical Journal. 10 (2): 319–323.
Fessenden, Ralph J dan Joan S.Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta :
Erlangga.
Hart, H. 1993. Kimia
Organik. Jakarta : Erlangga.
Gregory,
Robert J. H. 1999. "Cyanohydrins in Nature and the Laboratory: Biology,
Preparations, and Synthetic Applications". Chemical Reviews. 99: 3649–3682.
Gupta S, et al. (2010) Unraveling the conundrum of seemingly discordant
protein-protein interaction datasets. Conf Proc IEEE Eng Med Biol Soc
2010:783-6
Hampson,
N; Lee, J; MacDonald, K. 1972. "The oxidation of amino compounds at anodic
silver". Electrochimica Acta. 17
(5): 921–955.
Hiegel,
Gene; Lewis, Justin; Bae, Jason. 2004. "Conversion of α‐Amino Acids into
Nitriles by Oxidative Decarboxylation with Trichloroisocyanuric Acid". Synthetic Communications. 34 (19):
3449–3453.
J.
Houben, Walter Fischer. 1930. "Über eine neue Methode zur Darstellung
cyclischer Nitrile durch katalytischen Abbau (I. Mitteil.)," Berichte der deutschen chemischen Gesellschaft
(A and B Series) 63 (9): 2464 – 2472.
Kobayashi,
H. And S, Shimizu. 2000. Nitrile Hydrolases. J. Chem Biology. 4 : 95-102. Linardi,
V.R., Dias, J.C.T. and Rosa, C.A. 1996. Utilization of acetonitrile and other
aliphatic nitriles by Candida famata strain. FEMS Microbiol. Lett.144:7-71.
Kukushkin,
V. Yu.; Pombeiro, A. J. L. (2005). "Metal-mediated and metal-catalyzed
hydrolysis of nitriles". Inorg.
Chim. Acta. 358: 1–21.
Lestari, S. 2004. Mengurai Susunan Periodik Unsur
Kimia. Jakarta : Kawan Pustaka.
Nagasawa,
T., H. Shimizu and H.Yamada. 1993. The superiority of the third generation
catalyst, Rhodococcus rhodochrous, J1 nitrile hydratase, for industrial
production of acrylamide. Appl. Micobiol.
Biotechnol. 40 : 189-195
Peter
Pollak, Gérard Romeder, Ferdinand Hagedorn, Heinz-Peter Gelbke. 2002.
"Nitriles" Ullmann's Encyclopedia
of Industrial Chemistry, Wiley-VCH, Weinheim.
Rach,
S. F.; Kühn, F. E. (2009). "Nitrile Ligated Transition Metal Complexes
with Weakly Coordinating Counteranions and Their Catalytic Applications". Chemical Reviews. 109: 2061–2080.
Reynold
C. Fuson; Oscar R. Kreimeier & Gilbert L. Nimmo. 1930. "Ring Closures
in the Cyclobutane Series. II. Cyclization Of α,α′-Dibromo-Adipic Esters".
J. Am. Chem. Soc. 52 (10): 4074–4076.
Schäfer,
H. J.; Feldhues, U. 1982. "Oxidation of Primary Aliphatic Amines to
Nitriles at the Nickel Hydroxide Electrode". Synthesis. 2: 145–146.
Smith,
Andri L.; Tan, Paula (2006). "Creatine Synthesis: An Undergraduate Organic
Chemistry Laboratory Experiment". J.
Chem. Educ. 83 (11): 1654.
Stoker. 1991. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
W.
Nagata and M. Yoshioka. 1988. "Diethylaluminum cyanide". Organic Syntheses.; Collective. Volume,
6, p. 436.
W.
Nagata, M. Yoshioka, and M. Murakami. 1988. "Preparation of cyano
compounds using alkylaluminum intermediates:
1-cyano-6-methoxy-3,4-dihydronaphthalene". Organic Syntheses.; Collective. Volume, 6, p. 307.
Yamazaki,
Shigekazu; Yamazaki, Yasuyuki. 1990. "Nickel-catalyzed dehydrogenation of
amines to nitriles". Bulletin of the
Chemical Society of Japan. 63 (1): 301–303.
Comments
Post a Comment