CONTOH LAPORAN HASIL DISKUSI - RENCANA PROGRAM FULL DAY SCHOOL
LAPORAN HASIL DISKUSI
TOPIK : RENCANA PROGRAM FULL DAY SCHOOL
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia
Disusun oleh Kelompok 4 :
1.
Aep Saepuloh
2.
Aditia Wahyudi
3.
Asep Nuryana
4.
Candra Firmansyah
5.
Cecep Rohim
6.
Dede Roki
7.
Fatwa Arya Pujangga
8.
Hilman Taofik
Hidayah
9.
Krisna Maulana
10.
Nisa Laila Isnaeni
11.
Rizka Akmalia Sri
Isnaeni
Kelas XII IPA 5
SMA NEGERI 1
PARIGI
Jl.Babakan Ardiyasa No.62 Parigi 46393 Telp (0265)2641021
Tahun Pelajaran 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT, Maha Pengatur semesta alam.
Atas rahmat dan karunia-Nya kita masih diberi kesempatan untuk tetap mensyukuri
segala nikmat-Nya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjunan
alam Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan segenap pengikutnya.
Dengan
tidak hentinya bersyukur kepada-Nya, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan Laporan
Hasil Diskusi yang berjudul “Rencana Program Full Day School” ini. Penyusunan Laporan Hasil Diskusi yang
bertemakan pendidikan ini, dimaksudkan sebagai salah satu tugas mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
Laporan
Hasil Diskusi dengan topik Rencana Program Full
Day School ini berisi tentang bagaimana Rencana Program Full Day School ini di Indonesia.
Parigi, 17
Agutustus 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR…………………………………………………… i
DAFTAR
ISI…………………....………………………………………… ii
BAB
I PENDAHULUAN…………………………...…………………… 1
A.
LATAR BELAKANG
DISKUSI.....……..………………............ 1
B.
TUJUAN
DISKUSI…………....……………………...…………. 2
C.
TOPIK ATAU MASALAH
DISKUSI.......................................... 2
D.
WAKTU
PELAKSANAAN……………………….…………...... 2
E.
PELAKSANAAN DAN
PESERTA DISKUSI…….…………..... 2
BAB
II HASIL DISKUSI………………………………….……………. 3
A. POKOK-POKOK MATERI SAJIAN DISKUSI……...........……..
3
B. PERTANYAAN-PERTANYAAN, PENDAPAT, DAN TANGGAPAN YANG
DISAMPAIKAN OLEH PESERTA DISKUSI………….. 5
BAB III
PENUTUP................................................................................... 8
A. KESIMPULAN HASIL DISKUSI YANG DIOLAH DARI POKOK-POKOK
PIKIRAN........................................................................... 8
B.
MASALAH-MASALAH YANG BELUM DIBAHAS SECARA TUNTAS........................................................................................... 9
C. SARAN-SARAN DAN TINDAK
LANJUT...................................
9
BAB
IV LAMPIRAN.................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG DISKUSI
Diskusi adalah sebuah kegiatan bertukar pikiran untuk
mendapatkan suatu keputusan ataupun untuk memecahkan suatu permasalahan. Dari
diskusi ini selain untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia diharapkan sebuah permasalahan
yang kami bahas mampu memberikan manfaat tersendiri bagi seluruh pihak yang
terlibat dalam diskusi.
Tema mengenai pendidikan yang bertopik tentang Rencana Program Full Day School yang kami angkat sebagai penyaji di latar
belakangi oleh berita hangat saat ini, sebuah topik yang merupakan kejadian
nyata yang menjadi catatan bagi kita sebagai rakyat Indonesia, yaitu Program Full Day School. Full day
school menjadi topik yang hangat dibicarakan sejak Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy mewacanakan penerapan
model pembelajaran tersebut di seluruh SD dan SMP. Dengan full day school, siswa akan berada di sekolah dari pukul 7 pagi
sampai pukul 5 sore. Perpanjangan jam sekolah ini bertujuan untuk memperpendek
waktu di luar sekolah. Dengan waktu panjang di sekolah, siswa mendapat tambahan
jam untuk belajar pendidikan karakter budi pekerti dari para guru.
Rencana Mendikbud
Muhadjir Effendy yang akan menerapkan full day school ini menuai
kontroversi. Konsep tersebut dianggap akan membebani para siswa yang harus
seharian di sekolah. Menanggapi hal tersebut, Muhadjir mengklaim bahwa konsep full
day school tidak seperti yang dikhawatirkan masyarakat. Menurut dia,
program yang akan menyasar sekolah dasar dan menengah pertama tersebut justru
akan membuat para siswa senang meskipun seharian ada di sekolah.
Sejumlah pihak meminta
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mempertimbangkan kembali
rencananya untuk memperpanjang jam sekolah pelajar atau full day
school bagi para pelajar SD dan SMP, baik negeri maupun swasta.
Faktor kesiapan dari sekolah, siswa, orang tua, dan biaya menjadi pertimbangan
sebelum rencana itu diwujudkan.
B. TUJUAN DISKUSI
Pelaksanaan diskusi kali ini bertujuan untuk :
a. Memberikan informasi mengenai Rencana Program Full
Day School.
b. Melatih peserta diskusi untuk berfikir kritis dan
menyampaikan tanggapannya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
C. TOPIK ATAU MASALAH DISKUSI
Masalah Rencana
Program Full Day School yang
sedang hangat di Indonesia.
D. WAKTU PELAKSANAAN
Hari, Tanggal :
Senin, 15 Agustus 2016
Pukul : 13.25 – 14.00 WIB
Tempat : Ruang kelas XII IPA 5, SMAN 1 PARIGI
E. PELAKSANAAN DAN PESERTA DISKUSI
Pelaksanaan diskusi diikuti oleh seluruh siswa kelas XI
IPA 5, yang terbagi atas 4 kelompok. Dimana setiap kelompok terdiri atas 9 - 11
anggota. Adapun anggota diskusi kelompok 4 ini yaitu :
1) Dede Roki selaku Moderator
2) Hilman Taofik Hidayah selaku Narasumber
3) Rizka Akmalia Sri Isnaeni selaku Notulis 1
4) Nisa Laila Isnaeni selaku Notulis 2
5)
Aep Saepuloh selaku
Anggota
6)
Aditia Wahyudi
selaku Anggota
7)
Asep Nuryana selaku
Anggota
8)
Candra Firmansyah
selaku Anggota
9)
Cecep Rohim selaku
Anggota
10) Fatwa Arya Pujangga selaku Anggota
11) Krisna Maulana selaku Anggota
BAB II
HASIL DISKUSI
A. POKOK-POKOK MATERI SAJIAN DISKUSI
Full day
school merupakan topik yang hangat dibicarakan sejak Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy mewacanakan penerapan
model pembelajaran tersebut di seluruh SD dan SMP. Dengan full day school, siswa akan berada di sekolah dari pukul 7 pagi
sampai pukul 5 sore.
Perpanjangan jam sekolah
ini bertujuan untuk memperpendek waktu di luar sekolah. Dengan waktu panjang di
sekolah, siswa mendapat tambahan jam untuk belajar pendidikan karakter budi
pekerti dari para guru.
Ide sekolah sehari penuh
ini diperoleh dari Finlandia yang dinilai Muhadjir, memiliki sumber daya
manusia terbaik karena para siswa diberi pendidikan karakter. Berawal dari
idenya mengimplementasikan Nawacita, Muhadjir merumuskan bahwa pendidikan dasar
(SD) harus mengubah porsi pendidikan menjadi 70 persen pendidikan karakter dan
30 persen pendidikan pengetahuan. Sedangkan di level sekolah menengah, menjadi
60 persen pendidikan karakter dan 40 persen pendidikan pengetahuan. Ukuran
pendidikan karakter adalah kejujuran, toleransi, disiplin, hingga rasa cinta
Tanah Air. Muhadjir merasa mata pelajaran biasa tidak akan mampu mengajarkan
pendidikan itu.
Rencana Mendikbud
Muhadjir Effendy yang akan menerapkan full day school ini menuai
kontroversi. Konsep tersebut dianggap akan membebani para siswa yang harus
seharian di sekolah. Menanggapi hal tersebut, Muhadjir mengklaim bahwa konsep full
day school tidak seperti yang dikhawatirkan masyarakat. Menurut dia,
program yang akan menyasar sekolah dasar dan menengah pertama tersebut justru
akan membuat para siswa senang meskipun seharian ada di sekolah.
Muhadjir menyampaikan tiga alasan menerapkan full
day school, yaitu :
1. Tidak ada mata pelajaran
Menurut Muhadjir, full day school adalah pemberian jam tambahan. Tapi dalam jam tambahan tersebut tidak ada mata pelajaran yang bisa membuat para siswa bosan. Kegiatan yang dilakukan adalah ekstrakulikuler.
2. Orang tua bisa jemput anak ke sekolah
Pertimbangan lain dari program full day school adalah masalah hubungan antara orang tua dan anak. Menurut Muhadjir, untuk masyarakat yang tinggal di perkotaan, pada umumnya orang tua bekerja hingga pukul 5 sore. Dengan program tersebut, kata dia, orang tua bisa menjemput anak mereka di sekolah saat pulang kerja.
3. Membantu sertifikasi guru
Program full day school dianggap Muhadjir dapat membantu guru untuk mendapatkan durasi jam mengajar 24 jam per minggu sebagai syarat mendapatkan sertifikasi guru.
Sejumlah pihak meminta
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mempertimbangkan kembali
rencananya untuk memperpanjang jam sekolah pelajar atau full day
school bagi para pelajar SD dan SMP, baik negeri maupun swasta.
Faktor kesiapan dari sekolah, siswa, orang tua, dan biaya menjadi pertimbangan
sebelum rencana itu diwujudkan.
Ketua Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Ni'am Sholeh menilai, rencana
Menteri Muhadjir mesti didahului dengan kajian yang utuh. Menurut dia, tanpa
perbaikan sistem pendidikan dengan spirit menjadikan lingkungan sekolah ramah
bagi anak, memanjangkan waktu sekolah malah akan menyebabkan potensi timbulnya
kekerasan di sekolah.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi alias Kak Seto menilai butuh pengkajian lebih dalam dari respons masyarakat terhadap usulan kebijakan full day school, setiap daerah memiliki kebijakan masing-masing dalam penerapan waktu kegiatan belajar mengajar. Seto juga menegaskan dalam proses belajar mengajar harus mempertimbangkan hak-hak anak.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi alias Kak Seto menilai butuh pengkajian lebih dalam dari respons masyarakat terhadap usulan kebijakan full day school, setiap daerah memiliki kebijakan masing-masing dalam penerapan waktu kegiatan belajar mengajar. Seto juga menegaskan dalam proses belajar mengajar harus mempertimbangkan hak-hak anak.
Rencana program full
day school ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya diantaranya
:
Untuk menghindarkan siswa dari kegiatan-kegiatan negatif
di luar lingkungan sekolah, seperti penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan
sebagainya. Apalagi selama sehari penuh siswa tak hanya melakukan aktivitas
akademis, tetapi juga nonakademis, seperti mengikuti ekstrakurikuler. Selain
itu, perkembangan bakat, minat, dan kecerdasan siswa terantisipasi sejak dini
melalui pantauan program bimbingan dan konseling. Manfaat lainnya, yaitu
meningkatkan gengsi orangtua yang memiliki orientasi terhadap hal-hal yang
bersifat prestisius.
Kekurangan rencana program ini diantaranya :
Pertama, pembelajaran sehari penuh membutuhkan kesiapan
fisik dan psikologis. Jika tidak siap, siswa akan bosan bahkan frustasi. Kedua,
anak-anak akan banyak kehilangan waktu untuk belajar tentang hidup bersama
keluarganya di rumah. Penerapan konsep ini di sekolah swasta bahkan membutuhkan
biaya yang umumnya lebih mahal daripada sekolah biasa.Dampak full day school yang terakhir yaitu, siswa terancam
tak mengenal lingkungan sosial budaya. Itulah yang kemudian menimbulkan berbagai kritik di tengah masyarakat.
Saat ini wacana full
day school masih dalam tahap sosialisasi, pemerintah membutuhkan
masukan-masukan dari masyarakat termasuk dalam segi sosial dan geografis dari
berbagai wilayah di Indonesia.
B. PERTANYAAN-PERTANYAAN, PENDAPAT, DAN TANGGAPAN YANG
DISAMPAIKAN OLEH PESERTA DISKUSI
TERMIN
1
Ø Pertanyaan : Mengapa program full day school direncanakan pemerintah ? Dan bagaimana agar dapat
menyeimbangkan kondisi fisik siswa untuk melaksanakan program jam tambahan ini
? – Silvia Agustina dari Kelompok 3
Jawaban : Program full
day school ini direncanakan pemerintah dengan tujuan untuk memperpendek waktu di luar sekolah. Dengan
waktu panjang di sekolah, siswa mendapat tambahan jam untuk belajar pendidikan
karakter budi pekerti dari para guru. Selain itu, dengan dijalankannya program full day school pemerintah berharap Indonesia memiliki sumber daya
manusia yang lebih baik lagi. Agar dapat menyeimbangkan kondisi fisik
siswa untuk melaksanakan program jam tambahan ini siswa mendapat jam tambahan
berupa ekstrakurikuler yang dapat menyenangkan siswa.
·
Tanggapan : Seperti
yang telah dikatakan tadi, tujuan program ini adalah untuk memperpendek waktu
diluar sekolah, lalu bagaimana siswa bisa mejelajahi dunia luar seperti
bersosialisasi dengan keluarga dan lingkungan sekitar ? – Devi Apriyanti dari
Kelompok 2
Jawaban : Alangkah
lebih baiknya jika pemerintah melakukan program ini pada hari Senin – Jum’at
saja, jadi pada hari Sabtu dan Minggu-nya bisa secara full melakukan sosialisasi dengan dunia luar.
Ø Pertanyaan : Apakah program full day school ini bisa dijalankan dengan baik dan benar di
Indonesia ? – Kiki Kuraesin dari Kelompok 3
Jawaban : Bisa
dijalankan dengan baik, jika pemerintah melihat negara lain bisa seperti
Finlandia, mengapa kita tidak bisa ? Pemerintah berharap dengan dijalankannya
progam ini, diharapkan siswa memiliki karakter yang baik dan kuat, sehingga
sumber daya manusia di Indonesia bisa ditingkatkan. Tetapi disisi lain, program
full day school ini bisa dijalankan
dengan baik jika pemerintah memberi kemudahan dalam program ini seperti dalam hal
biaya, lalu jika siswa menerima dengan baik program ini, jika para orang tua
mendukung, dan penilaian dari masyarakat juga baik, pasti program full day school ini bisa dijalankan
dengan baik.
TERMIN
2
Ø Pertanyaan : Bagaimana dampak negatif dari siswa yang
tidak mengikuti kebijakan full day school
? – Rina Indriyani dari Kelompok 2
Jawaban : Siswa tersebut
mungkin saja akan terlibat dalam kegiatan negatif diluar lingkungan
sekolah, seperti penyalahgunaan narkoba, tawuran, dsb. Selain itu, perkembangan bakat, minat, dan
kecerdasan siswa tidak terantisipasi sejak dini melalui pantauan program
bimbingan dan konseling.
·
Tanggapan :
Bagaimana cara mensiasati agar siswa yang tidak mengikuti program full day school bisa tetap mengikuti
program ini disekolah walaupun siswa sendiri tidak mau melaksanakannya ? – Rina
Indriyani dari Kelompok 2
Jawaban : Siswa
tetap harus mengikuti program ini, dengan adanya peraturan yang ketat mungkin
saja siswa bisa tetap mengikuti program ini. Atau jika memang siswa tidak mau
melaksanakan program ini, dia bisa mengikuti les diluar sekolah, tetapi akan
lebih baik jika melaksanakan program ini disekolah dari pada tidak mengkuti dan
les diluar.
Ø Pertanyaan : Seperti yang telah dikatakan narasumber
tadi, siswa akan mendapat jam tambahan berupa pendidikan karakter budi pekerti,
jelaskan seperti apa penanaman karakter budi pekerti tersebut ? – Lestya Juli
Andini dari Kelompok 3
Jawaban : Karakter budi pekerti tersebut seperti kejujuran, toleransi, disiplin, hingga
rasa cinta Tanah Air. Penanaman karakter budi pekerti ini bisa dijalankan
berupa upacara bendera untuk melatih kakter cinta Tanah Air, mengikuti berbagai
acara organisasi untuk melatih karakter kejujuran dan toleransi, mengikuti
ekstrakurikuler yang menyenangkan, dll.
·
Tanggapan : Seperti
yang telah dikatakan tadi, siswa harus mendapatkan pendidikan karakter
disekolah, sedangkan pendidikan karakter seorang anak itu berawal dari
keluarga. Bagaimana untuk mensiasati kedekatan anak dan keluarga (orang tua)
agar anak tersebut mendapatkan pendidikan karakter juga dari keluarganya ? –
Rita Rosita dari kelompok 3
Jawaban : Dengan
cara, pemerintah melakukan program ini pada hari Senin – Jum’at saja, jadi pada
hari Sabtu dan Minggu-nya bisa secara
full melakukan pendidikan karakter dari keluarganya. Tetapi bisa saja
setiap hari pun seorang siswa mendapatkan pendidikan karakter dari kelurganya,
dimulai dari pulang sekolah pukul 5 sore sampai pagi sebelum berangkat sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN HASIL DISKUSI YANG DIOLAH DARI POKOK-POKOK
PIKIRAN
Rencana Program Full Day School merupakan rencana penerapan model pembelajaran baru
bagi seluruh SD dan SMP di Indonesia. Dengan full day school, siswa akan berada di sekolah dari pukul 7 pagi
sampai pukul 5 sore. Perpanjangan jam sekolah ini bertujuan untuk memperpendek
waktu di luar sekolah. Dengan waktu panjang di sekolah, siswa mendapat tambahan
jam untuk belajar pendidikan karakter budi pekerti dari para guru.
Rencana program full day school ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya
diantaranya : Untuk menghindarkan siswa dari kegiatan-kegiatan negatif di luar
lingkungan sekolah, seperti penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan sebagainya.
Apalagi selama sehari penuh siswa tak hanya melakukan aktivitas akademis,
tetapi juga nonakademis, seperti mengikuti ekstrakurikuler. Selain itu,
perkembangan bakat, minat, dan kecerdasan siswa terantisipasi sejak dini
melalui pantauan program bimbingan dan konseling. Manfaat lainnya, yaitu
meningkatkan gengsi orangtua yang memiliki orientasi terhadap hal-hal yang
bersifat prestisius.
Kekurangan rencana program ini
diantaranya : Pertama, pembelajaran sehari penuh membutuhkan kesiapan fisik dan
psikologis. Jika tidak siap, siswa akan bosan bahkan frustasi. Kedua, anak-anak
akan banyak kehilangan waktu untuk belajar tentang hidup bersama keluarganya di
rumah. Penerapan konsep ini di sekolah swasta bahkan membutuhkan biaya yang
umumnya lebih mahal daripada sekolah biasa.Dampak full day school yang terakhir yaitu, siswa terancam tak mengenal lingkungan
sosial budaya. Itulah yang
kemudian menimbulkan berbagai kritik di tengah masyarakat.
Saat ini wacana full
day school masih dalam tahap sosialisasi, pemerintah membutuhkan
masukan-masukan dari masyarakat termasuk dalam segi sosial dan geografis dari
berbagai wilayah di Indonesia. Adapun hendak
dijalankan atau tidaknya merupakan keputusan pihak yang berwenang. Kita
berharap, apapun keputusan pemerintah nanti, tidak merugikan pihak manapun.
B. MASALAH-MASALAH YANG BELUM DIBAHAS
SECARA TUNTAS
Tidak terdapat masalah yang belum dibahas secara tuntas
dalam diskusi kali ini.
C. SARAN-SARAN DAN TINDAK LANJUT
Kami dari kelompok 4 memiliki banyak sekali kekurangan
dalam melaksanakan diskusi maupun dalam pembuatan laporan ini. Oleh karena itu,
kami berharap kritik maupun saran yang membangun.
BAB IV
LAMPIRAN
v Narasumber yang menyampaikan pokok-pokok pikiran :
o Dede Roki
v Moderator yang memimpin diskusi yaitu Dede Roki.
v Makalah tentang “Rencana Program Full Day School”.
v Peserta Diskusi :
NO
|
NAMA PESERTA
|
TANDA TANGAN
|
KETERANGAN
|
||
1.
|
DEVI APRIYANTI
|
1.
|
|||
2.
|
DIAH NUROHMAH
|
2.
|
|||
3.
|
FAJAR ADITYA PRATAMA
|
3.
|
|||
4.
|
KIKI KURAESIN
|
4.
|
|||
5.
|
LESTYA JULI ANDINI
|
5.
|
|||
6.
|
LUSI MAESTIKA ROSADI
|
6.
|
|||
7.
|
NOVI
|
7.
|
|||
8.
|
RINA INDRIYANI
|
8.
|
|||
9.
|
RITA MELIANA
|
9.
|
|||
10.
|
RITA ROSITA
|
10.
|
|||
11.
|
SILVIA AGUSTINA
|
11.
|
|||
12.
|
SUKMANAH
|
12.
|
|||
13.
|
USWATUN HASANAH
|
13.
|
|||
14.
|
WINDA YULIANI
|
14.
|
|||
15.
|
WINDI PANDARANI
|
15.
|
|||
16.
|
YUNI ASTRI PURWA N.
|
16.
|
Comments
Post a Comment