LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI - FOTOSINTESIS


Rabu, 15 November 2017
FOTOSINTESIS
I.       TUJUAN
-       Mahasiswa dapat mengamati dan mengetahui hasil fotosintesis.
-       Mahasiswa dapat membedakan daun yang berfotosintesis dan yang tidak berfotosintesis.
-       Mahasiswa dapat membandingkan tingkat fotosintesis untuk tanaman dalam kondisi cahaya yang berbeda.
-       Mempelajari efek cahaya pada fotosintesis.

II.      DASAR TEORI
Salah satu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya tergolong pada organisme autotrof, yaitu makhluk hidup yang dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses fotosintesis.
Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil dan bakteri fotosintetik, dimana energi matahari (dalam bentuk foton) ditangkap dan diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH). Energi kimia ini akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari air dan karbondioksida. Jadi, seluruh molekul organik lainnya dari tanaman disintesa dari energi dan adanya organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan atau bakteri fotosintetik untuk berfotosintesis (Wilkins, 1989).
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida (Salisbury, 1992).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002).

6 H2O + 6 CO2 + Cahaya dan Kloroplas → C6H12O6 + 6 O2

Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda. Untuk mengetahui ada atau tidaknya amilum yang terdapat dalam proses fotosintesis dapat dilakukan dengan berbagai percobaan, diantaranya dengan memberi perlakuan variasi cahaya matahari yang berbeda pada daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan iodium untuk memperoleh hasil dan data yang bervariasi antara daun tumbuhan sampel. Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik, seperti ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya (Lakitan, 2007).
Fotosintesis berlangsung di kloroplas, yang mana pada bagian ini mengandung banyak pigmen klorofil. Klorofil dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu: klorofil a, b, c, d dan tipe e. Pembagian tersebut adalah berdasarkan rantai samping yang mengingat inti porfitinnya. Jenis klorofil yang paling banyak ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi adalah jenis a dan b. Klorofil a biasanya adalah untuk sinar hijau biru, sementara klorofil b untuk sinar kunig hijau. Klorofil lain (jenis c, d, e) ditemukan hanya pada alga dan dikombinasikan dengan klorofil a (Tjitrosoepomo, 1998).
Kloroplas memiliki pigmen-pigmen lainnya, yaitu Karotinoid yang merupakan derivate dari likopen. Pada korola, kaliks, kulit buah yang telah matang atau masak, klorofil telah menghilang (terurai) dan menimbulkan warna kuning atau warna merah yang kemudian tampak, atau warna-warna lainnya. Dalam hal demikina kloroplas telah berganti isi yang disebut kromoplas (Sitompul, 1995).

III.      ALAT DAN BAHAN
·         ALAT :
-         Cawan Petri
-         Gelas Beker 100 mL dan 1000 mL.
-         Alat Pemanas
-         Pipet Tetes
-         Alat Tulis
-         Buku Panduan Praktikum
-         Buku Aktivitas Laboratorium
·         BAHAN :
-         Beberapa helai daun jenis Bougainvillea
-         Larutan Iodium
-         Alkohol 70%
-         Kertas Aluminium Foil



IV.             CARA KERJA
1.      Memetik daun Bougainvillea yang ditutup sebagian dengan kertas aluminium foil dan daun yang tidak ditutup dan membiarkan terkena cahaya matahari (keduanya) beberapa jam sehingga memungkinkan berlangsungnya fotosintesis (pada daun yang tidak ditutup). Memasukkan segera ke dalam kantong plastik yang berisi alkohol 70% untuk menghentikan aktivitas enzim.
2.      Menyiapkan penangas air yang sudah dipanaskan diatas pemanas listrik.
3.      Mengambil daun dan memasukkan dalam gelas beker yang berisi alkohol 70% secukupnya.
4.      Memanaskan beker berisi alkohol dan daun tersebut dengan penangas yang telah disiapkan dan membiarkannya sampai seluruh klorofil daun tersebut larut dalam alkohol dan daun menjadi berwarna putih pucat (agak transparan).
5.      Mengambil daun tersebut dan meletakkan di atas cawan petri. Menetesi daun tersebut dengan larutan iodium dan mengamati warna yang terjadi.



V.                HASIL PENGAMATAN
Kami mengeluarkan daun yang telah dipanaskan dengan alat pemanas dari dalam gelas beker. Lalu kami menyimpan daun tersebut diatas cawan petri dan menetesi dengan larutan iodium hingga merata. Kami mengamati perubahan yang terjadi pada daun yang dengan ditutupi kertas aluminium foil dengan yang tidak. Hasil pengamatan sebagai berikut :

Bagian Daun Yang Tertutup Kertas Aluminium Foil
Bagian Daun Yang Tidak Tertutup Kertas Aluminium Foil
Daun Bougainvillea yang tertutup kertas aluminium foil setelah ditetesi larutan iodium warna nya berubah menjadi warna terang transparan. Bagian yang berwarna terang ini disebabkan karena bagian daun tersebut tertutup kertas aluminium foil sehingga tidak terkena sinar matahari dan tidak terjadi adanya proses fotosintesis. Oleh karena itu, daun tidak memiliki klorofil sehingga tidak menghasilkan energi berupa gula, O2, ATP dan NADPH2, sehingga bagian daun tersebut terang transparan.
Daun Bougainvillea yang tidak tertutup kertas aluminium foil setelah ditetesi larutan iodium warna nya berubah menjadi warna gelap kehitaman. Bagian yang berwarna gelap ini disebabkan karena bagian daun tersebut tidak tertutup kertas aluminium foil sehingga terkena sinar matahari dan terjadi adanya proses fotosintesis. Oleh karena itu, daun memiliki klorofil sehingga menghasilkan energi berupa gula, O2, ATP dan NADPH2, sehingga bagian daun tersebut gelap kehitaman.




Gambar perbedaan warna pada daun yang tertutup aluminium foil dengan yang tidak.
GAMBAR
KETERANGAN






VI.      PEMBAHASAN
Pada praktikum yang berjudul fotosintesis ini memiliki tujuan yaitu ; mahasiswa dapat mengamati dan mengetahui hasil fotosintesis, mahasiswa dapat membedakan daun yang berfotosintesis dan yang tidak berfotosintesis, mahasiswa dapat membandingkan tingkat fotosintesis untuk tanaman dalam kondisi cahaya yang berbeda, dan mempelajari efek cahaya pada proses fotosintesis.
            Semua kehidupan di atas permukaan bumi ini tergantung langsung dari adanya proses asimilasi CO2 menjadi senyawa organik dengan energi yang diperoleh dari cahaya matahari. Dalam proses ini energi cahaya matahari ditangkap dan diubah menjadi energi kimia dengan proses fotosintesis. (Anwar,1984)
Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil dan bakteri fotosintetik, dimana energi matahari (dalam bentuk foton) ditangkap dan diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH). Energi kimia ini akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari air dan karbondioksida. Jadi, seluruh molekul organik lainnya dari tanaman disintesa dari energi dan adanya organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan atau bakteri fotosintetik untuk berfotosintesis.
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim yang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida (Salisbury, 1992).
          Suhu yang ideal untuk tanaman di wilayah tropis di kisaran 30oC - 40oC, apabila kurang ataupun lebih dari suhu ideal, maka fotosintesis akan terganggu. CO2 merupakan faktor selanjutnya, semakin banyak konsentrasi CO2 di udara, maka laju fotosintesis pun semakin cepat. Air merupakan faktor yang tidak dapat dipisahkan dari fotosintesis, air merupakan unsur yang sangat dibutuhkan tanaman, H2O (air) juga menyediakan unsur-unsur hara ataupun dalam konsentrasi yang sedikit. Dengan terpenuhinya keutuhan air, tidak berlebihan dan kekurangan, tanaman dapat melaksanakan metabolismenya dengan baik dan tidak terganggu. Air membentuk 80% bagian sel pada tanaman. Terakhir adalah cahaya, tanpa adanya cahaya matahari yang sesuai yaitu antara 400-700nm maka tanaman tidak akan mengalami fotosintesis. Tidak semua gelombang cahaya matahari bisa di maanfaatkan tumbuhan untuk fotosintesis, panjang gelombang antara 400-700 nm merupakan  panjang gelombang yang cocok. Untuk panjang gelombang yang kurang dari dan lebih dari gelombang yang disebut Visible Light (400-700nm) tersebut ada yang tidak memiliki fungsi untuk fotosintesis dan bahkan mmemiliki sifat merusak bila terpapar.
          Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun. Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda. Untuk mengetahui ada atau tidaknya amilum yang terdapat dalam proses fotosintesis dapat dilakukan dengan berbagai percobaan, diantaranya dengan memberi perlakuan variasi cahaya matahari yang berbeda pada daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan iodium untuk memperoleh hasil dan data yang bervariasi antara daun tumbuhan sampel. Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik, seperti ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya (Lakitan, 2007).
Fotosintesis berlangsung di kloroplas, yang mana pada bagian ini mengandung banyak pigmen klorofil. Klorofil dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu: klorofil a, b, c, d dan tipe e. Pembagian tersebut adalah berdasarkan rantai samping yang mengingat inti porfitinnya. Jenis klorofil yang paling banyak ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi adalah jenis a dan b. Klorofil a biasanya adalah untuk sinar hijau biru, sementara klorofil b untuk sinar kunig hijau. Klorofil lain (jenis c, d, e) ditemukan hanya pada alga dan dikombinasikan dengan klorofil a.
Kloroplas memiliki pigmen-pigmen lainnya, yaitu Karotinoid yang merupakan derivate dari likopen. Pada korola, kaliks, kulit buah yang telah matang atau masak, klorofil telah menghilang (terurai) dan menimbulkan warna kuning atau warna merah yang kemudian tampak, atau warna-warna lainnya. Dalam hal demikian kloroplas telah berganti isi yang disebut kromoplas.
Dartius (1991) menyatakan bahwa kloroplas berasal dari proplastid kecil (plastid yang belum dewasa, kecil dan hampir tak berwarna, dengan sedikit atau tanpa membran dalam). Pada umumnya proplastid berasal hanya dari sel telur yang tak terbuahi, sperma tak berperan disini. Proplastid membelah pada saat embrio berkembang, dan berkembang menjadi kloroplas ketika daun dan batang terbentuk. Kloroplas muda juga aktif membelah, khususnya bila organ mengandung kloroplas terpajan pada cahaya. Jadi, tiap sel daun dewasa sering mengandung beberapa ratus kloroplas.
Klorofil adalah pigmen hijau fotosintesis yang terdapat dalam tanaman, algae dan cyanobakteria. Nama klorofil barasal dari bahasa yunani yaitu chlorophyll (choloros = green (hijau) dan phyllon = leaf (daun)). Fungsi klorofil pada tanaman adalah menyerap energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses perubahan zat anorganik H2O dan  CO2 oleh klorofil dengan bantuan cahaya/sinar matahari menjadi zat organik  karbohidrat. Reaksi dari fotosintesis dapat dituliskan pada persamaan sebagai berikut (Heddy, 1990) :
6 H2O + 6 CO2 + energi foton → C6H12O6 + 6 O2
Persamaan ini dihasilkan bahan organik yang mengandung energi kimia potensial dan oksigen. Oleh karena itu dalam fotosintesis, energi radiasi cahaya diubah menjadi energi kimia dalam senyawa organik yang stabil (semacam karbohidrat).
Secara terperinci reaksi fotosintesis terdiri dua fase:
1.      Reaksi Fotokimia = Reaksi Cahaya = Reaksi Hill = Fotolisis Air.
Pada tahap pertama ini terjadi proses penangkapan energi surya atau proses-proses yang bergantung pada keberadaan cahaya. Proses ini biasa dinamakan reaksi terang. Reaksi-reaksi cahaya berlangsung pada bagian grana kloroplas. Sebagian energi matahari yang diserap akan diubah menjadi energi kimia, yaitu berupa zat kimia berenergi tinggi. Selanjutnya, zat itu akan digunakan untuk proses penyusunan zat gula. Sebagian energi matahari juga digunakan untuk fotolisis air (H2O) sehingga dihasilkan ion hidrogen (H+) dan O2. Ion hidrogen tersebut akan digabungkan dengan CO2 membentuk zat gula (CH2O)n. Sedangkan O2-nya akan dikeluarkan.
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi. Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nanometer, sedangkan fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat.
2.      Reaksi Thermokimia = Reaksi Gelap = Fiksasi CO2.
Tahap II adalah proses-proses yang tidak bergantung langsung pada keberadaan cahaya. Proses-proses atau reaksi-reaksi pada tahap ini disebut reaksi gelap. Reaksi-reaksi gelap terjadi pada bagian matrik stroma kloroplas. Pada bagian ini, terdapat seluruh perangkat untuk reaksi-reaksi penyusunan zat gula. Reaksi tersebut memanfaatkan zat berenergi tinggi yang dihasilkan pada reaksi terang yaitu ATP dan NADPH. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat karbondioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya).
Reaksi penyusunan ini tidak lagi bergantung langsung pada keberadaan cahaya, walaupun prosesnya berlangsung bersamaan dengan proses-proses reaksi cahaya. Karena itulah, reaksi-reaksi pada tahap ini disebut reaksi gelap. Reaksi tersebut dapat terjadi karena adanya enzim-enzim fotosintesis. Sesuai dengan nama penemunya yaitu Benson dan Calvin, maka daur reaksi penyusunan zat gula ini disebut daur Benson – Calvin. Hasil awal fotosintesis adalah berupa zat gula sederhana yang disebut glukosa (C6H12O6). Selanjutnya, sebagian akan diubah menjadi amilum (zat tepung/pati) yang ditimbun di daun, atau organ-organ penimbunan yang lain.
Langkah pertama yang kita lakukan yaitu memetik daun Bougainvillea yang ditutup sebagian dengan kertas aluminium foil dan daun yang tidak ditutup dan membiarkan terkena cahaya matahari (keduanya) beberapa jam sehingga memungkinkan berlangsungnya fotosintesis (pada daun yang tidak ditutup). Setelah itu kita memasukkan segera ke dalam kantong plastik yang berisi alkohol 70% untuk menghentikan aktivitas enzim. Lalu menyiapkan penangas air yang sudah dipanaskan diatas pemanas listrik. Setelah itu kami mengambil daun tersebut dan memasukkan dalam gelas beker yang berisi alkohol 70% secukupnya. Lalu memanaskan beker berisi alkohol dan daun tersebut dengan penangas yang telah disiapkan dan membiarkannya sampai seluruh klorofil daun tersebut larut dalam alkohol dan daun menjadi berwarna putih pucat (agak transparan). Setelah seluruh klorofil daun tersebut larut dalam alkohol, kami mengambil daun tersebut dan meletakkan di atas cawan petri dan menetesi daun tersebut dengan larutan iodium dan mengamati warna yang terjadi.
Setelah kami mengamati perubahan pada daun, bagian daun yang tertutup kertas aluminium foil menunjukkan warna yang terang atau transparan, sedangkan bagian daun yang tidak tertutup kertas aluminium foil menunjukkan warna yang gelap kehitaman.
Daun Bougainvillea yang tertutup kertas aluminium foil setelah ditetesi larutan iodium warna nya berubah menjadi warna terang transparan. Bagian yang berwarna terang ini disebabkan karena bagian daun tersebut tertutup kertas aluminium foil sehingga tidak terkena sinar matahari dan tidak terjadi adanya proses fotosintesis. Oleh karena itu, daun tidak memiliki klorofil sehingga tidak menghasilkan energi berupa gula, O2, ATP dan NADPH2, sehingga bagian daun tersebut terang transparan.
Daun Bougainvillea yang tidak tertutup kertas aluminium foil setelah ditetesi larutan iodium warna nya berubah menjadi warna gelap kehitaman. Bagian yang berwarna gelap ini disebabkan karena bagian daun tersebut tidak tertutup kertas aluminium foil sehingga terkena sinar matahari dan terjadi adanya proses fotosintesis. Oleh karena itu, daun memiliki klorofil sehingga menghasilkan energi berupa gula, O2, ATP dan NADPH2, sehingga bagian daun tersebut gelap kehitaman. Warna gelap kehitaman ini menunjukkan adanya suatu zat hijau daun dan energi hasil fotosintesis,
Klorofil berperan dalam penangkapan energi cahaya dan mengubahnya menjadi energi listrik, untuk dipergunakan dalam pembentukan NADPH dan ATP. Jika tidak ada cahaya yang bisa ditangkap oleh klorofil ini, maka daun tidak bisa melaksanakan proses fotosintesis.
Salah satu faktor penting untuk jalannya proses fotosintesis adalah cahaya matahari. Jika daun tidak terkena sinar matahari sedikit pun, maka daun tersebut tidak bisa melakukan proses fotosintesis. Efek cahaya matahari ini sangat luar biasa pentingnya bagi jalannya proses fotosintesis.
Menurut Ashari (1995), intensitas atau kuat sinar matahari berhubungan dengan aktifitas fotosintesis. Intensitas cahaya berbeda-beda atau bervariasi ini yang menyebabkan perbedaan hasil produksi tanaman, dan umumnya semua tanaman membutuhkan intensitas cahaya secara penuh.
Proses fotosintesis merupakan bagian penting bagi kehidupan, karena:
  1. Sebagai sumber energi bagi semua mahluk hidup.
  2. Pertumbuhan dan hasil tumbuh dipengaruhi oleh kecepatan fotosintesis.
  3. Diperlukan untuk sintesis berbagai senyawa organic yang diperlukan.
  4. Menyediakan oksigen bagi kehidupan (Guritno, 1995).


VII.          KESIMPULAN
1.      Fotosintesis adalah proses perubahan zat-zat organik H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya.
2.      Fotosintesis berlangsung di daun, yaitu pada bagian organel yang disebut kloroplas.
3.      Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida.
4.      Reaksi dari fotosintesis dapat dituliskan pada persamaan sebagai berikut :
6        H2O + 6 CO2 + energi foton → C6H12O6 + 6 O2
5.      ­Fotosintesis berlangsung dalam dua tahap, yaitu tahap fotokimia dan tahap termokimia.
6.      Daun Bougainvillea yang tertutup kertas aluminium foil setelah ditetesi larutan iodium warna nya berubah menjadi warna terang transparan disebabkan karena bagian daun tersebut tertutup kertas aluminium foil sehingga tidak terkena sinar matahari dan tidak terjadi adanya proses fotosintesis.
7.      Daun Bougainvillea yang tidak tertutup kertas aluminium foil setelah ditetesi larutan iodium warna nya berubah menjadi warna gelap kehitaman disebabkan karena bagian daun tersebut tidak tertutup kertas aluminium foil sehingga terkena sinar matahari dan terjadi adanya proses fotosintesis.



VIII.       DAFTAR PUSTAKA
Anwar. 1984. Ringkasan Biologi. Bandung : Ganeca Exact.
Ashari. 1995. Hortikultura. Jakarta : Universitas Indonesia.
Dartius. 1991. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Medan : USU-Press.
Guritno, B. dan Sitompul, S. M. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta : UGM Press.
Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. Jakarta : Rajawali Press.
Kimball, J.W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga.
Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Salisbury, dan Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB Press.
Sitompul, S. M. dan Guritno. B. 1995. Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta : UGM Press.
Tjitrosoepomo, H.S. 1998. Botani Umum. Yogyakarta : UGM Press.
Wilkins, M. B. 1989. Fisologi Tanaman. Jakarta  : Bumi Aksara.



IX.             LAMPIRAN

Comments

Popular posts from this blog

NASKAH BIANTARA - NGAMUMULE BUDAYA SUNDA

LAPORAN PENELITIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KECAMBAH KACANG HIJAU TERHADAP CAHAYA